H Suprayitno SH Wakil Bupati Musi Rawas Beri Tanggapan Demo Mahasiswa Terkait 100 Hari Kerja

lensapendidikan.com Musi Rawas – Pasca adanya aksi demo oleh mahasiswa yang mengatasnamakan Cipayung dalam rangka seratus hari masa kerja Bupati dan Wakil Bupati (Wabup) Kabupaten Musi Rawas (Mura) Hj Ratna Machmud dan Suprayitno, Kamis 5 Juni 2025 di halaman Kantor Bupati direspon oleh Wabup Suprayitno.
“Tadi saya sudah menemui dan menjawab apa yang menjadi tuntutan mahasiswa. Karena hal itu normatif dan bukan memojokkan,”kata Suprayitno saat dimintai tanggapannya.
Hanya saja, para mahasiswa memang tidak puas dengan hadirnya saya menemui mahasiswa. Sehingga, saya langsung memberikan pertanyaan lagi apakah bisa diwakili olehnya. Namun, tetap saja ditolak karena mahasiswa ingin bertemu dengan Bupati langsung. Padahal, Bupati ada agenda lain dan bukan menolak untuk bertemu dengan para massa aksi.
“Kami tidak alergi adanya demo. Namun,karena hal itu sebagai motivasi bagi Pemerintah,”terangnya.
Mengenai delapan tuntutan mahasiswa yang melakukan aksi diantaranya,Menuntaskan 9 janji politik, Perbaikan jalan dan jembatan, Perbaikan gedung yang ada di Mura, rumah dinas bupati yang mewah dengan angka kemiskinan 13,44% tahun 2024, Pengembalian Musi Rawas sebagai lumbung padi, kelanjutan dari rumah tahfidz, Pertegas alih fungsi lahan meminta bupati mundur dari jabatannya karena dianggap gagal memimpin Musi Rawas. Maka dirinya mengakui tuntutan tersebut merupakan aspirasi yang normatif.
Seperti lumbung pangan sambungnya Mura memang sudah lumbung pangan. Akan tetapi, dengan adanya program nasional maka akan lebih digenjot lagi tentunya bersinergi dengan Polri dan TNI. Kemudian, rumah tahfiz juga masih berlanjut dan tahun ini ada 30 rumah tahfiz yang akan berdiri.
Selain itu, terkait infrastruktur jalan maka tahun ini kurang lebih sepanjang 80 kilometer dianggarkan untuk diperbaiki atau dibangun. Namun, semua itu berproses dan tentunya harus ada lelang terlebih dahulu. Termasuk, tahun ini ada 20 jembatan yang akan diperbaiki.
Kemudian, untuk pembangunan rumah dinas bupati karena kebijakan strategis oleh Bupati. Mengingat selama ini Kantor Bupati sudah di Mura, namun rumah dinasnya ada di Kota Lubuklinggau. Sehingga, untuk membangun Mura maka harus berani mengambil inisiatif.
Selanjutnya, perbaikan gedung sekolah maka ia sampaikan pembangunannya itu dari pusat dan dilakukan secara swakelola. Dimana, tahun ini ada 150 sekolah yang diusulkan untuk direhab dan daerah tidak boleh lagi dianggarkan untuk perbaikan.
Terlepas dari itu, mantan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Mura ia sangat menghargai apa tuntutan yang telah disampaikan oleh para mahasiswa. Akan tetapi, apabila nantinya ada aksi jilid 2 maka ia berharap siapapun yang menerima kompetensinya apa maka ia mengajak untuk dialog dengan baik. Jangan saling terbawa emosi masing-masing. Sebab, mahasiswa sebagai kontrol generasi kedepan menuju Indonesia Emas 2045 mendatang.
“Pada dasarnya 100 hari kerja pertama Hj Ratna dan Suprayitno berjalan lancar dan tidak ada kendala. Bahkan, dari penilaian KPK dan BPK kita bagus kendati seluruh perencanaan dalam proses,”pungkasnya.(leman n)